Jawa Timur yang menggoda

by: Drs. Ec. A. Cholis Hamzah, MSc.

Sebenarnya sampai saat ini Propinsi Jawa Timur masih menjadi alternatif terbaik kedua diantara propinsi lain di Indonesia untuk melakukan kegiatan ekonomi setelah Jakarta dan sekitarnya. Banyak kalangan pengusaha terutama dari manca negara sering mengatakan bahwa apabila political stability is in place di Indonesia, maka mereka akan mempertimbangkan memilih propinsi ini menjadi basis usahanya. Hanya saja apabila syarat diatas tidak terpenuhi maka tentu sebaliknya mereka tidak akan memilih beraktitas ekonomi di propinsi ini bahkan di tempat lainnya di Indonesia.

Wilayah Jawa Timur dalam kegiatan ekonomi tidak terbatas pada daratan dan lautan propinsi itu sendiri, melainkan juga mencakup wilayah hinterlandnya yaitu propinsi Jawa Tengah serta beberapa propinsi di wilayah timur Indonesia. Kegiatan ekspor Jawa Tengah misalnya, masih ada yang dilakukan di Jawa Timur, sementara itu untuk kegiatan perdagangan antar pulau, beberapa komoditi penting dari NTT, NTB dan Bali serta bagian lainnya dari Indonesia timur juga masih memakai Jawa Timur sbagai pelabuhan utama untuk kegiatan ekonomi mereka itu. Propinsi ini juga dikenal sebagai pemasok bahan makanan seperti beras, sekitar 30-40% kebutuhan pangan nasional di supply dari Jawa Timur. Memang dengan luas sekitar 47.921,98 km persegi atau sekitar 2,5% dari total luas kawasan Indonesia, Jawa Timur tidak dapat dipungkiri sebagai propinsi yang memiliki petensi ekonomi yang besar.

Hanya saja dengan potensi seperti itu Jawa Timur saat ini mau tidak mau harus menyadari kalau dia hidup di era globalisasi. Perlu disadari bahwa globalisasi utamanya dalam bidang ekonomi itu telah menciptakan pergeseran pusat-pusat ekonomi baik di kawasan Asia maupun di kawasan yang lebih luas. Disamping itu perubahan kehidupan politik di dalam negeri juga telah memberikan suasana perubahan disegala bidang termasuk didalamnya keinginan yang lebih luas akan otonomi daerah. Kedua faktor tersebut adalah faktor yang signifikan terhadap pent! ingnya p eranan popinsi Jawa Timur dalam kehidupan ekonomi nasional maupun regional dan internasional.

Kondisi globalisasi itu juga memberikan perubahan yang cukup drastis dari segi pengertian tentang persaingan, dalam artian persaingan politik di dunia ini bukan lagi menjadi hal yang sangat penting, walaupun tidak dikatakan sebagai tidak penting. Akan tetapi asumsi asumsi atau variabel ekonomi akan menjadi variabel dominan. Oleh karena itu berbicara persaingan global, tidak lain adalah berbicara persaingan ekonomi.

Kompetisi ekonomi yang sedang berlangsung saat ini adalah kompetisi yang serba global. Dengan demikian pasar dalam negeri yang dalam bahasan ini adalah Jawa Timur sudah menjadi bagian dari persaingan pasar global itu. Hal ini berarti menuntut seluruh elemen yang ada di propinsi ini juga harus berfikir global. Akibatnya seluruh organisasi ekonomi apapun dari unit yang besar sampai yang terkecilpun, harus dituntut dikelola menurut pengelolaan kelas global pula.
Selain itu persepsi tentang persaingan global sebagai persaingan perusahaan dalam negeri dengan perusahaan asing diluar negeri sudah harus direvisi, sebab persaingan global itu tidak hanya diluar negeri namun sudah masuk di pasar dalam negeri, tidak terkecuali Jawa Timur. Oleh karena itu harus disadari bahwa Jawa Timur sudah menjadi apa yang disebut Global playing field.

Daya Tarik Ekonomi.

Merupakan faktor keberuntungan bagi Jawa Timur memiliki letak geografis yang menjadi pusat jasa pelayanan kegiatan ekonomi di daerah Indonesian bagian timur. Hal ini merupakan daya tarik tersendiri bagi para pemain bisnis untuk melakukan aktivitas usahanya. Perlu diketahu para pelaku bisnis itu mempunyai pertimbangan-pertimbangan tersendiri untuk memilih sesuatu daerah itu bagi kegiatan ekonominya. Pertimbangan-pertimbangan yang rasional itu antara lain: Proximity to Corporate Headquarters, Air Transportation, Coomunication, Economic Importance of Local Market to Region, Political Stability, Cost of Living, Interna! tional a nd muliticultural oreintation, Tax and Related Incentives. Serta Supporting Services.

Dalam beberapa hal propinsi Jawa Timur memiliki faktor-faktor diatas, meskipun tidak terlalu sempurna. Oleh karena itu Jawa Timur masih belum bisa disaingi oleh beberapa propinsi yang ada di wilayah Indonesia bagian timur, karena tidak memiliki faktor-faktor tersebut . Namun dalam banyak hal pula Jawa Timur harus mengakui bahwa ada faktor-faktor yang tidak dimilikinya dibandingkan dengan daerah Jakarta dan sekitarnya misalnya. Sebagai contoh untuk Supporting Services Jawa Timur masih harus banya berbenah diri.

Suramadu yang berkilau di malam hari (Getty Images)

Kekurangan dalam faktor itu dapat membuat berkurangnya minat orang untuk melakukan bisnis di sini. Keunggulan komparativ yang sering dikemukakan dalam pidato-pidato misalnya lahan luas, upah buruh rendah, kekayaan alam yang melimpah harus disadari dalam jangka panjang akan sirna. Walaupun sebenarnya seperti faktor kekayaan alam tadi merupakan Strength bagi Jawa Timur, namun kalau hanya menjadi faktor nina bobo saja, maka faktor tadi akan menjadi Weakness. Keungggulan Singapura dan Hongkong menjadi pusat pelayanan financial dunia dapat menjelaskan pernyataan diatas. Hampir semua pelaku bisnis mengakui bahwa Singapura yang tidak memiliki kekayaan alam yang melimpah itu, telah berhasil memposisikan dirinya sebgai salah satu pusat jasa berkelas dunia.

(Getty Images)

Sebenarnya Jawa Timur ini masih memiliki peluang yang lebih besar untuk dapat dikembangkan dimasa-masa mendatang. Pada saat krisis ekonomi pertumbuhan ekonomi Jatim ! yang min us pada tahun 1998 yaitu 9,6%, pada waktu itu posisi Jawa Timur masih lebih baik bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara total pada tahun yang sama yaitu 13,68%. Propinsi Jawa Timur malahan di tahun 2011 ini mentargetkan bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sampai 7.3%. Semua itu disebabkan karena masih kuatnya posisi Jawa Timur pada sektor pertanian, serta masih banyak pula sektor industri yang tidak foot loose industri, yaitu industri yang bahan bakunya tidak tergantung import. Dengan potensi yang besar itu, Jawa Timur ibarat raksasa yang masih tidur, sebab ternyata masih banyak potensi yang belum secara maksimal dimanfaatkan. Sebut saja tiga sektor yang selama ini mempunyai kontribusi terbesar dalam perekonomian Jawa Timur, yaitu sektor pertanian, Industri pengolohan dan perdagangan, hotel dan restauran. Ketiga sektor itu mempunyai peranan penting pada PDRB Jatim. Sektor pertanian sebenarnya masih bisa dikembangkan lagi karena memang bagus prospeknya, misalnya sub sektor agro bisnis yang sejak lama menjadi andalan propinsi ini.

Sayangnya, konsep sub-sektor agrobisnis ini untuk sementara masih dipersepsikan terlalu sempit, yaitu hanya sebatas hasil-hasil tanaman pangan, perkebunan dan perikanan dan bagaimana melakukan budi daya sub-sektor pertanian itu sendiri. Padahal sebenarnya konsep ini mencakup kegiatan hulu, primer, hilir dan jasa penunjang. Kegiatan agro hulu adalah kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi pertanian, seperti pembibitan, pembenihan, industro agrokimia, agro otomotif. Kegiatan primer adalah mencakup kegiatan yang memanfaatkan sarana produksi tadi untuk menghasilkan komoditi pertanian primer, misalkan peternakan, perikanan, perkebunan dan tanaman pangan. Agro hilir mencakup kegiatan pengolahan hasil-hasil produk primer menjadi produk olahan seperti pengalengan dan perdagangan. Sedangkan jasa penunjang adalah mencakup sistem perbankan, asuransi ekspor, transportasi, penelitian, kebijaksanaan pemerintah daerah, penuluhan, konsultan, publik relatio! n, pemas aran dsb.

Potensi Jawa Timur yang besar itu tentu dapat diberdaya gunakan sepanjang semua pihak mempunyai visi yang sama dalam menatap masa depan terutama dalam era persaingan yang ketat dan berskala global itu. Visi para pelaku bisnis, dan juga birokrat yang masih inward looking pada situasi seperti ini adalah Counter Productive. Hal ini juga menyangkut bagaimana menggelar perencanaan yang lebih komprehensif tanpa jargon-jargon yang bersifat umum dan tidak menggunakan data yang akurat terhadap potensi-potensi ekonomi yang masih bisa dikembangkan kedepan.

*) Alumni University of London dan Universitas Airlangga Surabaya, saat ini pengajar di PERBANAS Surabaya.


Comments

Popular posts from this blog

365Indonesia Day 26 Snorkeling and Diving Spot at Kambing Island, Tanjung Bira, South Sulawesi

61st Carlos Palanca Memorial Awards

Pinoy photographers to hold Mount Pinatubo exhibit in US